Sumber ; Radarsulteng.com Jumat, 9 Januari 2009
PALU – Aksi demonstrasi mengutuk aksi brutal negara Zionis Isreal di tanah Palestina, kemarin (8/1) kembali diwarnai kericuhan. Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Peduli Palestina (FSPP) mengacak-acak restoran cepat saji, Kentucky Fried Chicken (KFC) Hasanuddin. Tarang saja aksi itu memantik reaksi dari beberapa aparat kepolisian yang mengawal aksi. Amatan media ini, tercatat terjadi tiga kali insiden yang nyaris berbuntut bentrok.
Insiden pertama saat pihak KFC menolak memenuhi tuntutan para demonstran agar menutup waralaba fast food asal Amerika itu. “Kami hanya meminta agar KFC menutup usahanya untuk sementara selama tiga hari. Ini sebagai simbol keprihatinan terhadap serangan brutal Israel yang juga sekutu Amerika di bumi Palestina,” teriak salah seorang perwakilan demonstran yang memasuki KFC. Namun, proses negosiasi berjalan alot. Tak jarang, antara perwakilan massa dan polisi terlibat adu mulut.
Merasa tuntutan mereka diabaikan, para perwakilan demonstran ini kemudian langsung menggeser dan menumpuk kursi-kursi dan meja di restoran itu. Kendati demikian, aparat kepolisian tampak hanya memerhatikan aksi para perwakilan demonstran itu. Tak hanya kursi dan meja di lantai satu saja yang diacak-acak, hal serupa juga mereka lakukan di lantai dua. Bahkan, salah seorang perwakilan demonstran melemparkan sebuah kursi dari lantai dua. Sementara beberapa orang di antara ratusan massa yang berada di luar KFC, langsung mengambil kursi itu dan merusaknya.
Kontan aksi itu memicu reaksi dari salah seorang anggota Propam Polres Palu. Saat oknum demonstran itu akan melemparkan kembali kursi kedua, anggota Propam itu dengan sigap menariknya kemudian menyuruh massa yang berada di lantai dua untuk turun. Insiden kedua terjadi ketika Kapolres Palu, AKBP AB Sitinjak mengejar salah seorang demonstran. Pengejaran itu bukan tanpa alasan, oknum demonstran itu sempat menendang pintu keluar KFC.
Meski begitu, insiden itu tidak menimbulkan kericuhan karena ternyata Kapolres hanya ingin memeringati oknum tersebut agar tidak anarkis. Sedangkan insiden terakhir terjadi ketika, salah kayu pengikat bendera salah satu organisasi ditarik oleh sejumlah polisi. Pasalnya, kayu itu telah merusak list plang KFC. Aksi ‘pendudukan’ KFC itu baru berakhir setelah penanggung jawab KFC Hasanuddin sepakat menutup usahanya hingga hari ini.
Setelah puas ‘menduduki’ KFC, ratusan massa yang sebagian besar terdiri dari pelajar dan mahasiswa ini kemudian bergerak ke DPRD Sulteng, dan akhirnya membubarkan diri. (ato)
Thursday, January 8, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment